Kegiatan Penyuluhan Kebersihan Makanan dan Minuman yang Dijual oleh Pedagang Kaki Lima di Daerah Bina Nusantara University
Nama: Michelle Ricky Putri
NIM: 1701303440
Isi Laporan:
Pertemuan 3
Pada tanggal 5 Mei 2015
tepatnya hari Selasa, saya menemui Aldi dan meminta waktunya sebentar untuk
memberikan materi tentang kebersihan dan kesehatan makanan. Materi-materi
tersebut terdiri dari contoh makanan yang sudah basi atau kadaluarsa, makanan
yang dijual di pinggir jalan dengan lingkungan sekitar yang kotor, zat-zat
berbahaya yang tidak baik digunakan dalam makanan, dan akibat-akibat yang akan
dialami oleh manusia yang mengonsumsi zat-zat berbahaya, melalui PowerPoint di
laptop.
Pada slide tentang makanan yang
sudah basi dan yang dijual di pinggir jalan, saya memberikan contohnya berupa
gambar-gambar. Saya menjelaskan bahwa banyak sekali pedagang-pedagang di zaman
sekarang yang menggunakan zat-zat berbahaya untuk menutupi makanan yang sudah
basi atau tidak layak makan. Padahal mau ditutupi seperti apapun, makanan basi
tetaplah harus dibuang dan tidak baik dikonsumsi oleh manusia karena akan
berbahaya bagi pencernaan manusia. Kemudian saya juga memberitahukan bahwa
lingkungan kotor dapat membuat makanan yang sebenarnya berkualitas baik menjadi
tidak layak makan. Lingkungan yang kotor dapat membuat makanan menjadi terkontaminasi
debu, lalat atau kotoran-kotoran lain yang dapat menyebabkan sakit pada manusia
yang memakan makanan tersebut seperti sakit perut, diare, keracunan dan
penyakit-penyakit lainnya bahkan bisa berakibat kematian.
Dalam slide mengenai zat-zat
berbahaya, saya menjelaskan bahwa ada 4 macam bahan kimia yang berbahaya bagi
makanan. Bahan-bahan kimia tersebut adalah pengawet berbahaya seperti formalin,
pengenyal berbahaya seperti boraks, pewarna berbahaya seperti rhodamin B, dan
pemanis buatan seperti sakarin. Formalin sebenarnya dibuat untuk digunakan
sebagai pengawet mayat, disinfektan, antiseptik, anti jamur, fiksasi jaringan,
industri tekstil dan kayu lapis, germisida dan fungisida pada tanaman, dan
pembasmi lalat dan serangga lain.
Formalin tidak layak digunakan
untuk makanan, namun seringkali para pedagang yang curang memakai bahan kimia
tersebut untuk mengawetkan makanannya seperti untuk mengawetkan mie basah,
tahu, ikan segar dan makanan lainnya agar tahan lama, sehingga dapat memberikan
keuntungan bagi si pedagang karena mempersedikit jumlah dagangan yang dibuang
sehingga dapat memperkecil kerugian. Jika seseorang mengonsumsi formalin dalam
dosis yang tinggi atau dalam kurun waktu yang lama, maka dapat menyebabkan iritasi
lambung, alergi, muntah-muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur darah,
atau dapat berujung kematian karena kegagalan peredaran darah.
Boraks juga merupakan pengenyal
yang tidak baik digunakan untuk makanan, tetapi seringkali digunakan oleh
pembuat batagor demi memperlezat makanannya agar meningkatkan pembeli. Boraks
sebenarnya diproduksi untuk pembuatan gelas, pengawetan kayu, pembasmi kecoa,
dan pematri logam. Dengan mendengar kegunaan zat ini bisa dibayangkan bagaimana
bahaya yang akan ditimbulkan apabila kita memakan zat berbahaya ini, namun
banyak sekali pedagang yang menyalahgunakan bahan kimia ini untuk memproduksi
beberapa jenis makanan. Penyalahgunaan bahan kimia ini banyak ditemukan untuk
pembuatan bakso, kerupuk karaks, mie bakso, tahu, batagor dan pangsit. Efek negatif
dari boraks dalam tubuh manusia adalah jika pemakaiannya sedikit dan
berulang-berulang maka akan menimbulkan akumulasi atau penimbunan pada jaringan
otak, hati, lemak dan ginjal. Jika pemakaiannya dalam jumlah banyak maka bisa
menimbulkan demam, anuria, koma, depresi atau apatis (gangguan pada syaraf).
|
Penyuluhan Bahaya Boraks jika Dikonsumsi Manusia |
Pewarna Rhodamin B sebenarnya
dijual untuk digunakan sebagai pewarna kertas, cat tembok dan tekstil, tetapi
sering disalahgunakan untuk pembuatan minuman (es mambo, limun, sirup), permen
dan saus karena warna yang lebih menarik dan harga yang lebih murah. Pewarna
ini dapat menimbulkan efek-efek negatif apabila dikonsumsi oleh manusia,
seperti iritasi pada saluran pencernaan yang dapat menimbulkan keracunan, air
seni berwarna merah, kerusakan ginjal dan sebagainya, lalu jika dikonsumsi
dalam jangka waktu yang lama juga dapat menimbulkan gangguan fungsi hati hingga
kanker hati, merusak kulit wajah, pengelupasan kulit, hipopigmentasi, hiperpigmentasi, dan lain-lain.
Pemanis sakarin beredar di pasaran
untuk dipergunakan sebagai bahan pembuatan kosmetik, vitamin, farmasi dan
pemanis tanpa kalori, tetapi sering ditemukan pada makanan yang dipanggang,
selai, permen karet, buah kalengan, permen, taburan pencuci mulut dan saus
salad. Sakarin yang berlebihan dalam tubuh manusia dapat menyebabkan tremor,
migrain dan sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi,
asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi dan gangguan seksual,
kebotakan, atau kanker otak.
Setelah menjelaskan beberapa hal
tentang kebersihan dan kesehatan makanan yang terdiri dari bahan-bahan kimia
yang tidak baik digunakan dalam memproduksi makanan serta efek negatifnya bagi
manusia, saya memberikan penyuluhan agar Aldi tidak menggunakan bahan-bahan
kimia tersebut ke dalam makanannya hanya demi mendapatkan keuntungan, tetapi
gunakanlah bahan-bahan yang alami. Utamakanlah kesehatan dibandingkan dengan
keuntungan. Jika menggunakan bahan-bahan yang tidak sehat dan ada yang sakit
karena memakan dagangan tersebut, pasti lama-kelamaan orang yang membeli
makanan tersebut akan semakin berkurang. Dengan adanya kualitas makanan yang
bersih dan sehat maka akan menambah jumlah pelanggan, begitu pula dengan
lingkungan berjualan yang bersih akan dapat menarik minat pelanggan untuk
membeli. Maka, saya menyarankan agar Aldi selalu membersihkan tempat
berjualannya dan selalu menggunakan alat-alat yang bersih dalam menyajikan
dagangannya, kemudian juga harus selalu bersikap ramah kepada pelanggan yang
membeli karena banyak dari kita terkadang memutuskan tidak ingin membeli di
suatu tempat karena pelayanan yang tidak baik, dan yang paling penting adalah
ia harus mengganti minyak yang ia gunakan untuk menggoreng karena penggunaan
minyak bekas yang berlebihan dapat menyebabkan kanker.
Respon yang diberikan Aldi
terhadap presentasi saya adalah ia menyetujui saran saya dan mengatakan bahwa
tidak ada satupun bahan kimia dan bahan basi yang ia gunakan dalam pembuatan
batagor maupun ciloknya, namun untuk penggunaan minyak gorengnya ia berkata
bahwa stok minyak goreng sudah diberikan oleh bosnya, sedangkan ia hanya
membantu berjualan saja, sehingga ia tidak berani untuk mengubah yang sudah
diberikan oleh bosnya dan hal ini berlaku juga bagi tempat penjualannya.
Lagipula ia pun juga tidak memiliki uang untuk membeli minyak goreng yang baru
setiap kali berjualan. Dalam hal kebersihan Aldi mengatakan bahwa ia akan lebih
sering membersihkan tempat berdagangnya (gerobak) termasuk kedai tempat
makannya. Setelah mengatakan demikian saya pun mengakhiri pertemuan pada hari
itu dengan meminta tanda-tangannya, lalu mengatakan bahwa pada hari Jumat
tanggal 15 Mei 2015, saya akan datang untuk melihat perubahan pada lingkungan
tempat berjualannya dan akan memberikan sesuatu kepadanya.